Berita

Dinamika Ekologis dan Sosial Kepulauan Kangean: Kritik atas Rencana Survei Seismik Migas dan Implikasinya bagi Keberlanjutan

40
×

Dinamika Ekologis dan Sosial Kepulauan Kangean: Kritik atas Rencana Survei Seismik Migas dan Implikasinya bagi Keberlanjutan

Sebarkan artikel ini
IMG 20250915 WA0057

SUMENEP, Portaljatim.net – Pergerakan Mahasiswa Kangean Surabaya (PMKS) menegaskan bahwa Kepulauan Kangean tidak dapat dipandang semata sebagai ruang geografis untuk eksploitasi sumber daya, melainkan sebagai warisan ekologis dan kultural yang memiliki nilai historis sekaligus strategis bagi keberlanjutan hidup masyarakatnya. Struktur sosial-ekonomi masyarakat Kangean bertumpu pada sektor perikanan, perdagangan, pertukangan mebel, hingga kerja-kerja buruh harian. Dengan demikian, kualitas ekologi dan lingkungan merupakan fondasi utama keberlangsungan hidup bersama. Senin (15/09/2025).

Sejarah memberikan pelajaran penting. Dari periode ketika akses listrik belum merata hingga era eksplorasi migas di Pagerungan, manfaat yang diterima masyarakat lokal terbukti tidak proporsional dibandingkan dengan potensi yang dieksploitasi. Pertanyaan mendasar pun muncul: sejauh mana kehadiran industri migas benar-benar menghadirkan kesejahteraan yang adil dan merata bagi komunitas setempat?

Baca Juga :  Acara Haflah Imtihan dan Isra' Mi'raj di Pondok Pesantren Al Aliyah Tengginah Berjalan Sukses

Rencana survei seismik migas di perairan Kangean hari ini menghidupkan kembali kegelisahan kolektif tersebut. Ancaman degradasi lingkungan dan ketidakadilan distribusi manfaat bukanlah sekadar spekulasi, melainkan refleksi dari kegagalan model pembangunan ekstraktif di berbagai wilayah, termasuk tragedi ekologis Lapindo. Oleh karena itu, keterlibatan kritis seluruh elemen sosial kaum terdidik, tokoh masyarakat, pemuka agama, hingga generasi muda menjadi prasyarat untuk mengawal masa depan Kangean.

Ketua Umum PMKS, David Erfanda Arafah, menegaskan, “Kangean jangan dijadikan ladang eksploitasi. Ia adalah tanah warisan kearifan lokal dari nenek moyang, bukan untuk kepentingan satu golongan, melainkan untuk kemaslahatan bersama. Kaum terdidik bersama para tokoh dan masyarakat harus berdiri tegas menjaga Kangean dari godaan kerakusan dan proyek jangka pendek yang merugikan masa depan. Karena itu, kami tetap konsisten menolak survei seismik migas.”

Baca Juga :  19 Pejabat Eselon II Dimutasi

Dengan demikian, menolak survei seismik migas bukanlah sikap emosional, melainkan posisi kritis yang berpijak pada argumentasi ekologis, sosial, dan historis. Kepulauan Kangean harus ditempatkan sebagai anugerah ekologis dan kultural yang dijaga demi keberlangsungan hidup lintas generasi, bukan digadaikan untuk kepentingan ekonomi sesaat.

Penulis: Liamsan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *