Budaya

IGTKI-PGRI Sumenep Gelar Gebyar Membatik Anak dan Ibu: Integrasi Pendidikan Karakter dan Pelestarian Budaya Lokal

141
×

IGTKI-PGRI Sumenep Gelar Gebyar Membatik Anak dan Ibu: Integrasi Pendidikan Karakter dan Pelestarian Budaya Lokal

Sebarkan artikel ini

Sumenep, portaljatim.net – Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia (IGTKI-PGRI) Kabupaten Sumenep menyelenggarakan kegiatan Gebyar Ayo Membatik Anak dan Ibu. Acara ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Sumenep, Ibu Diah Agus, serta dihadiri Ketua PGRI Kabupaten Sumenep, Kepala Seksi GTK PAUD dan Kepala Seksi Sarpras PAUD Dinas Pendidikan, serta Koordinator Pengawas TK Kabupaten Sumenep. Kamis(02/10/2025)

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki peran strategis sebagai fondasi pembentukan karakter, kreativitas, keterampilan, sekaligus kecintaan anak terhadap budaya bangsa. Pada fase usia emas pertumbuhan, anak memerlukan stimulasi melalui pengalaman belajar yang menyenangkan, bermakna, serta kontekstual dengan kehidupan nyata.

Baca Juga :  Dugaan Korupsi Dana Pokir oleh Ketua Partai di Sumenep, Publik Terus Menunggu Tindakan Keadilan

Dalam konteks tersebut, batik sebagai salah satu warisan budaya bangsa menjadi media pembelajaran yang sarat nilai. Batik yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda bukan hanya karya seni bermotif indah, melainkan juga mengandung nilai filosofis seperti ketekunan, kesabaran, dan kreativitas. Melalui pengenalan batik sejak dini, anak-anak diharapkan mampu memahami makna simboliknya, sekaligus menumbuhkan rasa bangga dan tanggung jawab untuk melestarikan budaya leluhur.

Kegiatan Gebyar Ayo Membatik Anak dan Ibu dirancang tidak sekadar sebagai lomba, tetapi juga sebagai wahana edukatif yang menekankan kolaborasi anak dan orang tua. Suasana kebersamaan dalam membatik diyakini dapat memperkuat ikatan emosional, mengasah motorik halus anak, serta membuka ruang bagi pengembangan imajinasi dan ekspresi kreatif. Bagi orang tua, keterlibatan langsung menjadi bentuk teladan konkret mengenai pentingnya menjaga sekaligus melestarikan budaya.

Baca Juga :  Dugaan Ketidaktransparanan Keuangan Paguyuban P3MS Picu Polemik Internal

Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang rekreasi edukatif, tetapi juga selaras dengan upaya membangun sinergi antara pendidikan formal di sekolah dan pendidikan karakter di rumah. Inisiatif ini mendukung visi pembangunan generasi emas Indonesia yang berakar pada nilai budaya bangsa sekaligus adaptif terhadap dinamika zaman.

Penulis: LS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *