Kangean Sumenep, Portaljatim.net — Aktivis LSM Kondang, Muhles Fajar, menilai sebagian kelompok penolak kegiatan migas di Kangean cenderung mendramatisasi situasi dan berlebihan dalam menggambarkan dampak eksplorasi. Jumat(10/10/2025)
Menurutnya, aksi demonstratif yang ditampilkan, seperti menangis di atas perahu sambil menyerukan penghentian eksplorasi migas kepada Presiden, tidak mencerminkan sikap kritis yang sehat.
“Cara seperti itu lebih mirip sandiwara ketimbang argumentasi rasional. Justru memperlihatkan kelemahan, bukan kekuatan perjuangan,” ungkap Muhles.
Ia juga menyoroti tren penyampaian kritik melalui media sosial, khususnya lewat konten bernuansa puitis di platform seperti TikTok. Bagi Muhles, pola semacam ini hanya memancing emosi publik tanpa menawarkan solusi konkret bagi pembangunan daerah.
“Selalu ada narasi seolah menyentuh hati, padahal tidak berpijak pada data dan fakta. Pola ini berulang: setiap ada upaya menghadirkan program pembangunan ke Kangean, seperti halnya proyek aspal Buton dahulu, selalu ditolak. Kalau semua ditolak, bagaimana Kangean bisa berkembang?” ujarnya.
Lebih jauh, ia mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang bersifat manipulatif. Muhles menekankan pentingnya sikap realistis serta keterlibatan aktif dalam mendukung program yang berpotensi membawa manfaat ekonomi dan sosial.
“Sudah saatnya kita berhenti berdrama dan mulai berpikir jernih. Kangean butuh langkah maju, bukan sekadar retorika,” pungkasnya.
Penulis: LS