Artikel

Rakyat Jangan Tertindas, Tapi Negara Juga Tak Boleh Disandera

38
×

Rakyat Jangan Tertindas, Tapi Negara Juga Tak Boleh Disandera

Sebarkan artikel ini
IMG 20251013

Oleh: H. Daeng Sultan Bone

Tokoh masyarakat asal Kangean

Sumenep, Portaljatim.net – Pernyataan Ponirin Mika yang menilai sebutan “preman berkedok aktivis” sebagai bentuk pengkhianatan terhadap rakyat, perlu pula dilihat dengan jernih. Sebab, dalam setiap gerakan sosial, selalu ada campuran suara tulus rakyat dengan kepentingan lain yang menunggangi. Menolak untuk melihat potensi itu sama saja menutup mata terhadap realitas politik di lapangan.

Negara memang wajib melindungi rakyatnya. Namun negara juga tidak boleh kalah oleh kelompok yang menggunakan isu lingkungan dan kesejahteraan sebagai tameng, sementara tindakannya justru merusak keteraturan sosial dan menghambat pembangunan. Kita semua tahu, investasi migas di Kangean bukan sekadar proyek korporasi, melainkan bagian dari kebijakan energi nasional.

Baca Juga :  Solidaritas Sosial Paguyuban Pemuda Kangean: Ekspresi Gotong Royong dalam Duka Kolektif

Pertanyaannya, apakah penolakan frontal terhadap migas benar-benar mewakili mayoritas masyarakat Kangean? Ataukah suara itu didominasi oleh kelompok tertentu yang lebih sibuk memproduksi ketakutan ketimbang membuka ruang dialog?

Masyarakat pesisir yang hidup dari laut memang punya kearifan menjaga alam. Tetapi itu tidak berarti pembangunan energi otomatis identik dengan perampasan. Dengan teknologi yang tepat, transparansi, serta regulasi yang ketat, migas bisa berjalan beriringan dengan perlindungan lingkungan. Yang diperlukan bukan menolak habis-habisan, melainkan mengawal agar manfaatnya benar-benar kembali ke warga.

Menolak tanpa tawaran solusi hanya akan membuat Kangean tertinggal. Dunia bergerak maju, kebutuhan energi terus meningkat, dan bila kita hanya terpaku pada rasa curiga, kita akan kehilangan kesempatan memperjuangkan porsi yang adil dari proyek ini.

Baca Juga :  Kepalsuan Perjuangan dan Masa Depan Kangean

Negara memang harus hadir — tapi hadir bukan hanya untuk menghibur rasa waswas, melainkan juga memastikan pembangunan berjalan. Aparat harus tegas menindak siapa pun yang anarkis, karena anarki tidak pernah sejalan dengan perjuangan rakyat sejati.

Investasi migas bisa jadi jalan kesejahteraan, asalkan rakyat mengawalnya dengan kepala dingin dan sikap kritis. Menolak sepenuhnya sama berbahayanya dengan menerima buta. Jalan tengahnya adalah keterlibatan aktif, bukan perlawanan destruktif.

LS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *