BeritaPeristiwa

Istigasah Massal Sebagai Upaya Spiritual Menghadapi Rentetan Gempa di Pulau Sepudi

58
×

Istigasah Massal Sebagai Upaya Spiritual Menghadapi Rentetan Gempa di Pulau Sepudi

Sebarkan artikel ini
IMG 20251014 WA0210

Sumenep, Portaljatim.net – Aktivitas kegempaan yang belakangan semakin sering mengguncang wilayah Kabupaten Sumenep, khususnya Pulau Sepudi, menimbulkan kekhawatiran mendalam di tengah masyarakat. Getaran demi getaran yang dirasakan warga bukan hanya meninggalkan jejak ketakutan, tetapi juga menimbulkan dampak psikologis serta ancaman terhadap keselamatan dan keberlangsungan hidup mereka. Selasa(14/10/2025)

Menghadapi situasi tersebut, muncul gagasan kolektif dari berbagai kalangan untuk memperkuat ikhtiar spiritual melalui penyelenggaraan istigasah massal. Seruan ini datang dari Sekretaris DHC 45 Kabupaten Sumenep, HR Tatang Saptoadji, SE—yang juga menjabat sebagai Ketua Apindo Kabupaten Sumenep sekaligus Dewan Penasehat FKPPI. Menurutnya, doa bersama ini menjadi langkah penting agar masyarakat tetap tegar menghadapi musibah sekaligus memohon perlindungan dari Allah SWT, agar warga Pulau Sepudi dijauhkan dari bahaya dan malapetaka yang berkepanjangan.

Dalam pandangan Tatang Saptoadji, istigasah massal tidak sekadar ritual keagamaan, melainkan juga wujud solidaritas kebangsaan. Ia mengajak para alim ulama, kiai sepuh, ustaz, tokoh masyarakat, organisasi sosial, hingga Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep untuk bersatu dalam doa. Kehadiran Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesmas) Pemkab, serta elemen DHC 45 diharapkan mampu memperkuat pesan kebersamaan tersebut.

Baca Juga :  Polsek Kalianget ungkap Kasus pencurian tabung gas elpiji 3 kg kosong 

Fenomena gempa bumi yang terus berulang di Sepudi bukan hanya menjadi isu geologi, tetapi juga persoalan sosial kemasyarakatan. Banyak warga yang cemas meninggalkan rumahnya, sementara sebagian lainnya mengalami gangguan ekonomi akibat aktivitas yang terhenti. Dalam konteks ini, doa bersama dapat menjadi medium penguatan batin sekaligus bentuk kepedulian nyata dari seluruh elemen masyarakat.

Seruan istigasah massal ini sekaligus mengingatkan bahwa menghadapi bencana membutuhkan dua sisi ikhtiar: rasional dan spiritual. Rasional berarti tetap mengedepankan upaya mitigasi bencana, edukasi kebencanaan, serta penyiapan langkah tanggap darurat yang cepat dan terukur. Sedangkan spiritual menjadi penguat jiwa, agar masyarakat tidak larut dalam ketakutan, melainkan mampu menghadapi cobaan dengan keteguhan iman dan kesabaran.

Baca Juga :  Tragedi Kebakaran Kios Laundry di Pasar Jenggara: Satu Korban Jiwa, Kerugian Ditaksir Rp80 Juta

“Melalui istigasah massal, kita memohon agar Allah SWT menjauhkan saudara-saudara kita di Pulau Sepudi dari malapetaka, bahaya, dan musibah akibat gempa bumi. Kebersamaan kita dalam doa adalah wujud persaudaraan sejati,” tegas Tatang Saptoadji.

Dengan demikian, istigasah massal yang akan digelar nantinya bukan hanya sebatas prosesi religius, melainkan simbol kebersamaan seluruh komponen masyarakat Sumenep dalam merangkul saudara-saudaranya di Sepudi. Sebuah pesan moral bahwa di tengah musibah, persatuan dan doa bersama adalah kekuatan yang tidak boleh diremehkan.

Penulis: LS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *