Berita

Survei Acces Ungkap Generasi Muda Sumenep Kehilangan Harapan: Pemerintah Diminta Berhenti Anti-Kritik

103
×

Survei Acces Ungkap Generasi Muda Sumenep Kehilangan Harapan: Pemerintah Diminta Berhenti Anti-Kritik

Sebarkan artikel ini
IMG 20250627 WA0064

SUMENEP, Portaljatim.net – Sebuah survei mengejutkan dari Academica and Social Studies (Acces) menyatakan bahwa lebih dari 80 persen generasi muda Sumenep merasa pesimistis terhadap kepemimpinan Bupati Fauzi dan Wakilnya Imam. Angka ini mencerminkan krisis kepercayaan yang serius dari kelompok usia produktif yang notabene adalah penentu arah masa depan daerah.

Meski muncul bantahan terhadap metodologi survei dan jumlah responden, Ketua Komunitas Warga Kepulauan (KWK), H. Safiudin, mengingatkan agar hasil survei ini tidak dijadikan musuh.

“Survei ini bukan untuk dilawan, tapi untuk dijadikan cermin. Kalau anak muda sudah bersuara lantang soal kekecewaan, maka pemimpin wajib mendengar, bukan malah defensif,” tegasnya, Jumat (27/6/2025).

Baca Juga :  Kepala UPT Kalianget Dishub Sumenep Kawal Santri Melalui Program Mudik Gratis Menuju Pulau Kangean

Safiudin menilai, pesimisme anak muda adalah akibat dari akumulasi kekecewaan yang tidak kunjung direspons secara serius. Ia menyebutkan beberapa sumber keresahan, seperti:

Polemik kapitasi layanan kesehatan

Kisruh program BSPS yang viral

Dugaan pemotongan infak 2,5% dari gaji PNS

Kontroversi proyek seismik yang dianggap hanya menguntungkan lingkaran kekuasaan dan terutama, ketimpangan pembangunan antara kota dan kepulauan.

“Kami di kepulauan sudah lama merasa dianaktirikan. Jalan rusak dibiarkan, listrik belum merata, layanan dasar seadanya. Tapi ironisnya, anggaran untuk promosi wisata kota justru diproyeksikan besar-besaran,” keluhnya.

Baca Juga :  Sinergitas Pengamanan Kepulangan Jamaah Haji: Kolaborasi Polri, TNI, dan Dishub Sumenep

Tak hanya itu, BAZNAS Sumenep juga menjadi sorotan. Lembaga yang seharusnya menyalurkan zakat justru disebut salah sasaran, tumpang tindih dengan dinas lain, dan tak transparan. Sejumlah tokoh bahkan menyerukan agar BAZNAS dibubarkan saja dan fungsinya dialihkan ke Dinsos atau BPBD.

Safiudin menekankan bahwa respons bijak terhadap survei bukanlah dengan menggugat angka, tetapi dengan membenahi kebijakan dan membuka ruang dialog dengan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di wilayah kepulauan.

“Kalau arah pembangunan dibenahi dan komunikasi dibuka, kepercayaan publik bisa dipulihkan. Tapi syarat utamanya: pemimpin jangan alergi terhadap kritik,” pungkasnya.

(Liamsan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *