SUMENEP, Portaljatim.net – Asta Tinggi, kompleks pemakaman para raja dan kerabatnya di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjadi destinasi wisata religi yang populer pada bulan Muharram. Banyak peziarah dari berbagai daerah, termasuk Jawa Tengah dan Jawa Barat, seperti Semarang, Cirebon, dan Situbondo, yang datang untuk berziarah dan menebalkan iman.29/6/2025
Sejarah dan Keunikan Asta Tinggi
Asta Tinggi, yang berarti “makam tinggi” dalam bahasa Madura, memiliki 7 kawasan berbeda, yaitu:
Asta Induk: Kawasan ini terdiri dari empat kubah utama yang menjadi tempat peristirahatan terakhir raja-raja Sumenep dan istri serta keturunannya. Beberapa kubah tersebut adalah:
Kubah Pangeran Panji Pulang Jiwo: Berisi 6 makam, termasuk Pangeran Anggadipa dan istri.
Kubah Panembahan Sumolo: Berisi 14 makam, termasuk Panembahan Notokusumo atau Asirudin dan Sultan Abdurrahman Pakunataningrat 1.
Kubah Tumenggung Tirtonegoro: Berisi 11 makam, termasuk Tumenggung Tirtonegoro atau Bindarasaod.
Kubah Pangeran Djimat alias Pangeran Akhmad atau Kanjeng Aryo Cokronegoro
Area Makam Ki Sawunggaling: Makam dari pengikut setia Tumenggung Tirtonegoro atau Bendoro Mohammad Saod.
Area Makam Patih Mangun: Makam dari Patih Mangun yang terletak di luar Asta Induk.
Area Makam R. Adipati Suroadimenggolo atau Kanjeng Kai: Makam dari mertua Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I.
Area Makam Mohammad Saleh atau R. Adipati Pringgoloyo: Makam dari Raden Adipati Pringgoloyo atau Moh. Saleh.
Area Makam Raden Cakra Sudibyo: Makam dari Patih Pensiun Sumenep.
Area Makam R. Wongsokusumo: Makam dari Raden Wongsokoesomo.
Asta Tinggi memiliki arsitektur yang unik dengan pengaruh dari beberapa budaya, termasuk Hindu, Islam, dan Eropa. Kompleks ini juga memiliki beberapa mitos, seperti mitos kuda terbang dan makam Pangeran Diponegoro.
Kunjungan Peziarah pada Bulan Muharram
Ustadz Zaki Zulkarnain, salah seorang toko masyarakat, datang dari Semarang bersama rombongannya ke Kota Keris dan berkeliling kota karena leluhurnya ada di Sumenep. Beliau merasa bahagia bersama rombongannya sampai di Sumenep, terutama Asta Tinggi, dengan selamat. Beliau berharap tahun depan bisa kembali dan berziarah lagi di sini.
“Kami sangat bahagia bisa sampai di Sumenep dan berziarah di Asta Tinggi. Kami berharap tahun depan bisa kembali lagi,” ujar Ustadz Zaki kepada awak media PORTAL JATIM.NET,saat ngobrol tentang spiritual berdua di kawasan Asta tinggi.
Makna dan Signifikansi Asta Tinggi
Asta Tinggi bukan hanya sekedar kompleks pemakaman, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan dan spiritualitas masyarakat Sumenep. Kompleks ini menjadi destinasi wisata religi yang sangat penting bagi masyarakat, terutama pada bulan Muharram.
Dengan demikian, Asta Tinggi menjadi salah satu contoh keberhasilan dalam melestarikan budaya dan spiritualitas masyarakat Sumenep. Semoga kompleks ini dapat terus menjadi destinasi wisata religi yang populer dan menjadi sumber inspirasi bagimasyarakat.
Munawar