Berita

Janji Tinggal Janji, Emak-emak Jadi Korban Jalan Rusak di Gellaman

164
×

Janji Tinggal Janji, Emak-emak Jadi Korban Jalan Rusak di Gellaman

Sebarkan artikel ini
IMG 20250630 WA0055

SUMENEP, Portaljatim.net – Sebuah video berdurasi 1 menit 24 detik menyebar luas di berbagai grup WhatsApp dan media sosial, menyulut kemarahan publik. Dalam rekaman memilukan itu, terlihat seorang ibu-ibu terjatuh dari sepeda motornya saat melintasi jalan rusak berat yang tergenang air di ruas poros antara Desa Gellaman dan Desa Pajennangger, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep.

Namun luka fisik bukan satu-satunya duka. Tangis dan teriakan ibu tersebut merekam luka yang lebih dalam—pengkhianatan atas janji politik yang dulu pernah diucap dengan penuh keyakinan. Dengan suara bergetar namun tegas, ia menyebut nama seorang anggota dewan yang sempat berjanji akan memperbaiki jalan itu jika terpilih. Kini, setelah ia duduk di kursi kekuasaan, janji tinggal janji. Jalanan tetap rusak parah. Lumpur dan genangan air menjadi sahabat setia warga yang saban hari bertaruh nyawa di atas roda.

Baca Juga :  Pengurus dan Member IAC Jatim Asal Madura Siap Meriahkan Anniversary IAC Jatim Ke 7

“Inilah saudara-saudara! Saya mau ke pengajian tapi malah jatuh. Mana janjimu, Pak Dewan? Dulu kau bilang kalau terpilih akan perbaiki jalan ini! Tapi sampai sekarang tidak ada apa-apa!” seru ibu itu dalam video, dengan nada getir yang mencerminkan kekecewaan mendalam.

Warga mengaku sudah terlalu lama bersabar. Berkali-kali laporan disampaikan, namun respons nyaris nihil. Jalan yang seharusnya menjadi urat nadi aktivitas ekonomi dan sosial, kini justru berubah menjadi kubangan maut yang bisa menelan korban kapan saja.

Baca Juga :  Dishub Gelar Diklat Pemberdayaan Masyarakat

Ironisnya, para politisi yang dulu gencar mendatangi rumah warga saat masa kampanye, kini seolah lenyap tanpa jejak setelah meraih suara. Pemerintah pun terkesan menutup mata, membiarkan penderitaan rakyat terus berlangsung di depan mata.

Video ini tak sekadar viral—ia menjadi bukti telanjang atas abainya negara terhadap keselamatan dan martabat rakyat kecil.

Satu pertanyaan yang menggema di tengah-tengah luka dan kekecewaan warga: Haruskah selalu ada korban dulu, baru janji ditepati?

(Liamsan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *