SUMENEP, Portaljatim.net – Di tengah euforia 80 tahun kemerdekaan RI, suara lirih dari Desa Sawah Sumur, Kecamatan Arjasa, Sumenep, kembali mengingatkan kita: kemerdekaan belum merata. Jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Arjasa dan Kangayan rusak parah bertahun-tahun, tanpa perbaikan. Lumpur saat hujan, debu saat kemarau—itulah yang warga hadapi setiap hari. Kamis(31/07/2025)
Karena tak kunjung ada tindakan dari pemerintah, warga akhirnya turun tangan. Dengan alat seadanya, mereka bergotong royong memperbaiki jalan secara swadaya. Tak hanya tenaga, mereka pun rela menyumbang dana pribadi demi akses yang lebih layak.
Kepala Desa Sawah Sumur, Syamsuri, menyampaikan keprihatinannya dalam sebuah video yang kini viral. “Kami tak minta istana, hanya jalan yang layak. Agar anak-anak bisa sekolah tanpa berkubang lumpur,” ujarnya.
Mirisnya, sebagian jalan ini bahkan masih menggunakan struktur peninggalan kolonial Belanda. Di saat negara menggelontorkan triliunan untuk proyek besar di kota, jalan desa yang jadi urat nadi kehidupan justru diabaikan.
Kini rakyat sudah bergerak. Tinggal satu yang belum: negara hadir, bukan sekadar janji.
Liamsan