Berita TerbaruBerita

Rencana Pembukaan Jalur Penerbangan Sumenep–Jakarta: Perspektif Konektivitas, Ekonomi, dan Pembangunan Daerah

192
×

Rencana Pembukaan Jalur Penerbangan Sumenep–Jakarta: Perspektif Konektivitas, Ekonomi, dan Pembangunan Daerah

Sebarkan artikel ini
c83f7958 7592 4286 a7e4 bd0b24a12070

SUMENEP, Portaljatim.net – Pertemuan eksklusif dengan Bupati Sumenep pada tanggal 27 Agustus 2025 pukul 14.00 WIB menandai babak penting dalam arah pembangunan sektor transportasi udara di kawasan ujung timur Pulau Madura. Pertemuan tersebut tidak semata-mata bersifat seremonial, melainkan menjadi momentum strategis untuk membahas rencana pembukaan jalur penerbangan Sumenep–Jakarta yang dinilai memiliki signifikansi besar bagi penguatan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Bupati Sumenep menegaskan bahwa proses realisasi penerbangan tidak dapat ditempuh secara instan, melainkan memerlukan kesabaran, konsistensi komunikasi, serta koordinasi lintas kelembagaan. Pemerintah daerah saat ini tengah menjalin komunikasi intensif dengan pihak otoritas bandara, baik di tingkat lokal maupun nasional. Upaya ini ditempuh tidak hanya untuk memastikan keberlangsungan rute penerbangan, tetapi juga untuk menjamin aspek keselamatan dan ketahanan transportasi udara.

Lebih lanjut, Bupati mengungkapkan adanya perkembangan positif berupa informasi bahwa Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta kini telah siap melayani pesawat jenis ATR. Kondisi ini membuka peluang besar, mengingat sejumlah maskapai di Jakarta juga mengoperasikan armada serupa. Pemerintah daerah berkomitmen untuk memanfaatkan momentum ini melalui komunikasi yang berkesinambungan dengan pihak-pihak terkait, sehingga jalur penerbangan Sumenep–Jakarta dapat segera terealisasi.

Baca Juga :  Perkebunan Bermacam Tanaman di Ketapang Barat, Berpotensi Sebagai Wisata Agro

Dari sisi teknis, Bupati memberikan penjelasan mengenai kapasitas pesawat ATR 72 yang pada umumnya mampu mengangkut sekitar 70 penumpang. Namun, untuk rute Sumenep, kapasitas tersebut harus disesuaikan menjadi maksimal 50 penumpang. Penyesuaian ini berkaitan dengan faktor teknis, khususnya keterbatasan landasan pacu di Bandara Trunojoyo dan manajemen pengisian bahan bakar. Fakta ini menegaskan bahwa kesiapan infrastruktur bandara menjadi prasyarat fundamental dalam pengoperasian jalur penerbangan baru.

Mengenai waktu realisasi, Bupati menyampaikan bahwa hingga saat ini belum terdapat keputusan resmi mengenai jadwal pembukaan penerbangan Sumenep–Jakarta. Meski demikian, dinamika yang terjadi menunjukkan arah perkembangan yang positif. Sebagai perbandingan, jalur penerbangan Jember–Jakarta yang sebelumnya sempat terhenti kini sedang dipersiapkan kembali untuk beroperasi. Kondisi ini memberi indikasi bahwa peluang serupa dapat diwujudkan bagi Sumenep apabila komunikasi kelembagaan dan persiapan teknis berjalan sesuai rencana.

Baca Juga :  Satpolairud Polresta Bayuwangi Lakukan Patroli Perairan Diselat Bali dan Pengamanan Lomba Perahu Layar 

Selain faktor teknis, tantangan lain yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan slot penerbangan di bandara tujuan. Pada periode sebelumnya, keterbatasan slot di Bandara Halim menjadi kendala utama karena didominasi penerbangan berkapasitas besar. Namun, informasi terbaru menunjukkan adanya pergeseran jadwal penerbangan dalam dua bulan terakhir, sehingga membuka ruang bagi maskapai yang mengoperasikan pesawat kecil untuk masuk. Dengan estimasi waktu tempuh sekitar 1,5 jam dari Sumenep ke Halim, jalur penerbangan ini dinilai berpotensi besar mendukung mobilitas masyarakat, memperkuat sektor pariwisata, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Secara keseluruhan, rencana pembukaan jalur penerbangan Sumenep–Jakarta mencerminkan kombinasi antara visi pembangunan daerah, kesiapan infrastruktur, dan kemampuan membangun jejaring komunikasi lintas lembaga. Jika proses ini dapat terwujud sesuai rencana, maka jalur penerbangan tersebut tidak hanya memperkuat konektivitas Sumenep dengan pusat-pusat ekonomi nasional, tetapi juga menjadi katalisator penting bagi percepatan pembangunan di kawasan timur Madura. (LIAMSAN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *