Berita

Turnamen Pajanannger Cup 4 – 2025: Sportivitas, Kohesi Sosial, dan Penguatan Identitas Lokal

154
×

Turnamen Pajanannger Cup 4 – 2025: Sportivitas, Kohesi Sosial, dan Penguatan Identitas Lokal

Sebarkan artikel ini
917ed301 f4ba 438e 89a3 db1dd29d476b

SUMENEP, Portaljatim.net – Penyelenggaraan Pajanannger Cup 4 – 2025 di Stadion Dg. Paraga bukan sekadar kompetisi sepak bola, melainkan momentum penting dalam memperkuat tradisi olahraga sekaligus merekatkan kohesi sosial masyarakat. Ajang ini mempertemukan tim-tim terbaik, menampilkan bukan hanya keterampilan teknis di lapangan hijau, tetapi juga nilai sportivitas, kebersamaan, dan semangat juang yang mencerminkan karakter masyarakat Madura. (Jumat, 29/08/2025).

Dari sudut pandang akademis, turnamen olahraga lokal semacam ini dapat diposisikan sebagai arena pendidikan nonformal yang menumbuhkan disiplin, kerja sama tim, serta etos kompetitif yang sehat. Lebih jauh, ia berfungsi sebagai medium sosial yang memperluas partisipasi masyarakat, mempererat jaringan antardesa hingga antarkecamatan, serta memperkuat modal sosial (social capital) yang menjadi fondasi pembangunan komunitas.

Baca Juga :  Wisatawan Asing Asal Australia Hilang Dihantam Ombak Saat Berselancar

Kepala Desa Pajanannger, Suhrawi, menegaskan bahwa turnamen ini tidak terbatas pada lingkup desa, tetapi juga melibatkan tim dari berbagai kecamatan bahkan dari Kepulauan Sepudi. Menurutnya, kehadiran turnamen ini diharapkan mampu melahirkan generasi unggul di bidang olahraga, khususnya sepak bola, yang dapat berkompetisi hingga ke tingkat internasional.

Lebih dari itu, Pajanannger Cup 4 – 2025 juga berfungsi sebagai wahana rekreasi publik yang menumbuhkan semangat kebersamaan, serta instrumen penguatan identitas kultural masyarakat Madura. Dengan dukungan lintas elemen masyarakat, turnamen ini diharapkan tidak hanya melahirkan juara olahraga, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai solidaritas, kebersamaan, dan semangat kompetitif yang konstruktif bagi generasi muda.

Baca Juga :  Dua Pelaku Pemerkosaan Anak Dibebaskan, Polsek Kangean, Kepala Desa Kalisangka, Dan Duko Saling Tuding

Dengan demikian, keberlanjutan turnamen ini dapat dipandang sebagai bentuk inovasi sosial berbasis olahraga, yang tidak hanya berorientasi pada prestasi, melainkan juga pada pembangunan karakter, penguatan jaringan sosial, dan pelestarian identitas budaya lokal. (Liamsan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *