SUMENEP, Portaljatim.net – Festival Musik Tong-Tong Semadura Open 2025 yang akan digelar pada 18 Oktober mendatang bukan sekadar agenda hiburan, melainkan manifestasi kolektif masyarakat Madura dalam merawat tradisi sekaligus membuka ruang bagi geliat ekonomi kreatif. Event ini diproyeksikan menjadi magnet budaya sekaligus instrumen penguatan identitas daerah di tengah derasnya arus globalisasi. Jumat(05/09/2025).
Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Sumenep, kegiatan yang memperebutkan Trophy Bupati Sumenep ini menargetkan partisipasi 40 kelompok musik Tong-Tong dengan total hadiah mencapai Rp80 juta. Tidak hanya mengedepankan aspek kompetisi, festival ini juga memberi ruang penghargaan pada 10 penyaji terbaik, 10 dekorasi terbaik, 5 aransemen musik terbaik, serta 5 kostum nuansa Madura terbaik untuk penari.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumenep, Tatang Sabtoaji, menegaskan bahwa festival semacam ini memiliki nilai strategis, bukan hanya pada level kultural, melainkan juga pada dimensi ekonomi. “Tong-Tong adalah identitas Madura yang harus terus dipertahankan. Tetapi lebih jauh, festival ini menjadi ruang pertemuan antara seni dan ekonomi. Aktivasi sektor budaya melalui event besar akan memberi dampak langsung pada pariwisata, UMKM, hingga penciptaan lapangan kerja di daerah,” ungkapnya.
Ia menambahkan, dalam perspektif pembangunan berkelanjutan, kolaborasi antara pemerintah, pelaku seni, dan sektor swasta harus dijaga. Hal ini karena budaya tidak hanya berfungsi sebagai ekspresi estetik, tetapi juga sebagai aset ekonomi yang dapat dikapitalisasi secara sehat demi kesejahteraan masyarakat lokal.
Dengan demikian, Festival Musik Tong-Tong Semadura Open 2025 di Sumenep bukan hanya perayaan estetika tradisi, melainkan pula arena aktualisasi konsep cultural economy. Tradisi dijaga, masyarakat berdaya, dan roda ekonomi daerah bergerak.
Penulis Liamsan