SUMENEP, PORTALJATIM.NET – Pergerakan Mahasiswa Kangean Surabaya (PMKS) menegaskan bahwa Kepulauan Kangean bukan sekadar ruang geografis untuk kepentingan eksploitasi, melainkan warisan ekologis dan kultural dari generasi terdahulu yang seharusnya dijaga demi keberlanjutan hidup bersama. Kehidupan masyarakat Kangean selama ini bertumpu pada sektor nelayan, perdagangan, pertukangan mebel, hingga kerja-kerja buruh harian. Dengan kata lain, keberlangsungan sosial-ekonomi masyarakat sangat bergantung pada kualitas alam dan lingkungan yang tetap lestari.
Pengalaman sejarah menjadi pengingat penting. Sejak masa ketika listrik belum menjangkau Kangean hingga era pengeboran migas di Pagerungan, manfaat langsung bagi masyarakat lokal terbukti tidak sebanding dengan potensi yang dieksploitasi. Pertanyaan fundamental pun mengemuka: apakah kehadiran industri migas telah menghadirkan kesejahteraan yang adil dan merata?
Rencana survei seismik migas di perairan Kangean hari ini memunculkan kegelisahan yang sama. Ancaman degradasi lingkungan dan ketidakadilan distribusi manfaat bukan hanya spekulasi, melainkan refleksi dari kegagalan model pembangunan ekstraktif di tempat lain, seperti tragedi lumpur Lapindo. Oleh karena itu, keterlibatan kritis seluruh elemen—kaum terdidik, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga generasi muda—menjadi keharusan.
Ketua Umum PMKS, David Erfanda Arafah, menegaskan, “Kangean jangan dijadikan ladang eksploitasi. Ia adalah tanah warisan kearifan lokal dari nenek moyang, bukan untuk kepentingan satu golongan, melainkan untuk kemaslahatan bersama. Kaum terdidik bersama para tokoh dan masyarakat harus berdiri tegas menjaga Kangean dari godaan kerakusan dan proyek jangka pendek yang merugikan masa depan. Karena itu, kami tetap konsisten menolak survei seismik migas.”
Kangean adalah anugerah ekologis yang tidak boleh digadaikan demi kepentingan sesaat. Menolak survei seismik migas berarti menegaskan komitmen untuk menjaga keseimbangan alam, kearifan lokal, serta keberlangsungan hidup generasi yang akan datang. (Liamsan)