Artikel

Aktivis Lingkungan Protes Rencana Menanam Padi Biosalin di Kawasan Kebun Raya Mangrove Surabaya

28
×

Aktivis Lingkungan Protes Rencana Menanam Padi Biosalin di Kawasan Kebun Raya Mangrove Surabaya

Sebarkan artikel ini
IMG 20250727 WA0019

SURABAYA, Portaljatim.net – Rencana pemerintah kota Surabaya menjadikan kebun raya mangrove sebagai sumber alternatif pangan merupakan langkah positif. namun yang perlu mendapat perhatian serius adalah rencana menanam padi biosalin di dalam kawasan kebon raya mangrove. Ekosistem hutan mangrove adalah labil sehingga sangat mudah mengalami gangguan. Dengan menanam padi didalam kawasan hutan bisa saja akan menimbulkan dampak negatif bagi kestabilan ekosistem mangrove. Apalagi padio biosalin termasuk padi hasil rekayasa genetika. Benih padi hasil rekayasa genetika memang memiliki potensi manfaat, tetapi juga menyimpan beberapa kekhawatiran terkait dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.

Tanaman rekayasa genetika dapat mengancam keanekaragaman hayati tanaman dan hewan karena potensi persaingan dengan spesies alami dan perubahan ekosistem.

Baca Juga :  Kabar Miring..!!! Tebing Jembatan Kaca Bromo Longsor Ini faktanya

Beberapa pengalaman memasukan species baru dalam ekosistem berdampak bisa muncul dampak buruk. Pengalaman ketika Indonesia mengimpor bibit lamtorogun dari Philipina untuk penghijauan hutan, yang terjadi muncul hama kutu loncat karena di Indonesia tidak ada musuh alami. Kasus penanaman akasia utk mencegah kebakaran Savana di Taman Nasional sekarang jadi bumerang karena pertumbuhan akasia menutupi Padang rumput.

Hutan mangrove sebagai bahan pangan sebenarnya sudah dilakukan masyarakat bertahun-tahun atau bahkan ratusan tahun lalu. Misalnya Jenis Bogem (Soneratia caseolaris) orang madura untuk rujakan dan sekarang banyak yang mengolah jadi sirup atau dodol. Jenis Bruguera gymnorhyza atau Avicenia bisa jadi tempung penganti beras atau gandum. Beberapa jenis lain juga diketahui berfungsi sebagai obat-obatan.

Baca Juga :  Perpustakaan dan AI: Revolusi Senyap dalam Manajemen Pengetahuan

Seharusnya pemerintah kota Surabaya fokus pada hal ini. Memaksimalkan jenis mangrove sebagai bahan pangan bukan menanam padi apalagi jenis rekayasa genetika. Dampak yang terjadi bisa tidak kita ketahui sekarang tetapi bisa terjadi dikemudian hari. Jika ingin mengembangkan padi jenis biosalin yang tahan salinitas itu bisa dilakukan di kawasan tambak atau sawah payau yang berada di luar kawasan hutan mangrove atau khususnya kebun raya yang sudah menjadi kawasan konservasi. Banyak lahan bersalinitas tinggi yang bisa menjadi tempat pengembangan sawah padi biosalin.

 

Oleh: Hermawan Some Alumni Biologi Lingkungan FST Unair/Koordinator nol sampah surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *