Berita

Berita Wisata Religi: Asta Tinggi Sumenep Dikunjungi Peziarah pada Bulan Muharram

77
×

Berita Wisata Religi: Asta Tinggi Sumenep Dikunjungi Peziarah pada Bulan Muharram

Sebarkan artikel ini
IMG 20250629 WA0046

SUMENEP, Portaljatim.net – Asta Tinggi, kompleks pemakaman para raja dan kerabatnya di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjadi destinasi wisata religi yang populer pada bulan Muharram. Banyak peziarah dari berbagai daerah, termasuk Jawa Tengah dan Jawa Barat, seperti Semarang, Cirebon, dan Situbondo, yang datang untuk berziarah dan menebalkan iman.29/6/2025

Sejarah dan Keunikan Asta Tinggi

Asta Tinggi, yang berarti “makam tinggi” dalam bahasa Madura, memiliki 7 kawasan berbeda, yaitu:

Asta Induk: Kawasan ini terdiri dari empat kubah utama yang menjadi tempat peristirahatan terakhir raja-raja Sumenep dan istri serta keturunannya. Beberapa kubah tersebut adalah:

Kubah Pangeran Panji Pulang Jiwo: Berisi 6 makam, termasuk Pangeran Anggadipa dan istri.

Kubah Panembahan Sumolo: Berisi 14 makam, termasuk Panembahan Notokusumo atau Asirudin dan Sultan Abdurrahman Pakunataningrat 1.

Kubah Tumenggung Tirtonegoro: Berisi 11 makam, termasuk Tumenggung Tirtonegoro atau Bindarasaod.

Kubah Pangeran Djimat alias Pangeran Akhmad atau Kanjeng Aryo Cokronegoro

Baca Juga :  Disdukcapil Gelar Bimtek Capil dan Sosialisasi Pelayanan Adminduk Di Desa

Area Makam Ki Sawunggaling: Makam dari pengikut setia Tumenggung Tirtonegoro atau Bendoro Mohammad Saod.

Area Makam Patih Mangun: Makam dari Patih Mangun yang terletak di luar Asta Induk.

Area Makam R. Adipati Suroadimenggolo atau Kanjeng Kai: Makam dari mertua Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I.

Area Makam Mohammad Saleh atau R. Adipati Pringgoloyo: Makam dari Raden Adipati Pringgoloyo atau Moh. Saleh.

Area Makam Raden Cakra Sudibyo: Makam dari Patih Pensiun Sumenep.

Area Makam R. Wongsokusumo: Makam dari Raden Wongsokoesomo.

Asta Tinggi memiliki arsitektur yang unik dengan pengaruh dari beberapa budaya, termasuk Hindu, Islam, dan Eropa. Kompleks ini juga memiliki beberapa mitos, seperti mitos kuda terbang dan makam Pangeran Diponegoro.

Kunjungan Peziarah pada Bulan Muharram

Ustadz Zaki Zulkarnain, salah seorang toko masyarakat, datang dari Semarang bersama rombongannya ke Kota Keris dan berkeliling kota karena leluhurnya ada di Sumenep. Beliau merasa bahagia bersama rombongannya sampai di Sumenep, terutama Asta Tinggi, dengan selamat. Beliau berharap tahun depan bisa kembali dan berziarah lagi di sini.

Baca Juga :  Hari Kedua Evakuasi 9 Korban Longsor di Pacet Mojokerto Berhasil Ditemukan

“Kami sangat bahagia bisa sampai di Sumenep dan berziarah di Asta Tinggi. Kami berharap tahun depan bisa kembali lagi,” ujar Ustadz Zaki kepada awak media PORTAL JATIM.NET,saat ngobrol tentang spiritual berdua di kawasan Asta tinggi.

Makna dan Signifikansi Asta Tinggi

Asta Tinggi bukan hanya sekedar kompleks pemakaman, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan dan spiritualitas masyarakat Sumenep. Kompleks ini menjadi destinasi wisata religi yang sangat penting bagi masyarakat, terutama pada bulan Muharram.

Dengan demikian, Asta Tinggi menjadi salah satu contoh keberhasilan dalam melestarikan budaya dan spiritualitas masyarakat Sumenep. Semoga kompleks ini dapat terus menjadi destinasi wisata religi yang populer dan menjadi sumber inspirasi bagimasyarakat.

 

Munawar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *