SUMENEP, Portaljatim.com – Di tengah aktivitas pasar yang biasanya penuh dengan geliat perdagangan, kini tampak jelas raut wajah kecewa dan kelelahan dari para pedagang kecil. Kelangkaan gas LPG yang disertai dengan lonjakan harga telah memaksa banyak dari mereka, termasuk Supardi, seorang pedagang dari wilayah Barat Daya, untuk menghentikan sementara usahanya. Ketiadaan pasokan dan tingginya harga gas membuat mereka tidak lagi mampu menjalankan kegiatan jual beli yang menjadi sumber penghidupan utama. Rabu (11/06/2025).
Supardi, mewakili keresahan banyak pedagang lain, menyampaikan keluhannya, “Tidak adakah keadilan dalam tindakan pemerintah untuk segera menstabilkan harga?” ucapnya lirih sembari menatap tumpukan dagangan yang tidak dapat diolah karena keterbatasan bahan bakar.
Dengan penuh kekecewaan, para pedagang seperti Supardi harus kembali ke rumah dengan penghasilan yang sangat minim, sementara dagangan mereka masih tersisa dalam jumlah banyak. Harapan pun tertuju kepada pemerintah agar segera mengambil langkah konkret dalam menstabilkan harga dan memperbaiki distribusi gas LPG, sehingga mereka dapat kembali mencari nafkah dengan layak.
Permasalahan ini juga turut dirasakan oleh masyarakat di berbagai wilayah, terutama di pedesaan. Warga terpaksa harus bepergian ke pusat kota demi mendapatkan LPG, itupun dengan harga yang tidak wajar, berkisar antara Rp30.000 hingga Rp35.000 per tabung.
“Sudah hampir tiga bulan LPG sulit didapatkan. Kami sangat berharap pemerintah maupun pihak terkait segera menyelesaikan persoalan ini dan mengembalikan harga LPG ke tingkat yang wajar,” ungkap Iskandar, salah satu pimpinan Aktivis Pemuda Peduli Rakyat dari kawasan Timur Daya. Ia juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap agen-agen LPG agar tidak menaikkan harga secara sepihak yang justru makin memberatkan masyarakat.
Kondisi kelangkaan LPG ini telah menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan, terutama bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan pedagang kecil. Semoga para pemangku kebijakan dapat segera merespons krisis ini dengan kebijakan yang tepat dan berpihak pada rakyat kecil.
(Liamsan)