Berita

Dari Wajan ke Uang Jutaan Warung Titin Aditia Bikin Heboh Pasar Rubaru

41
×

Dari Wajan ke Uang Jutaan Warung Titin Aditia Bikin Heboh Pasar Rubaru

Sebarkan artikel ini
8470b804 475a 4898 8444 cca661fa7a06
Gambar: Penjual saat jual gorengan panas

SUMENEP, Portaljatim.net – Didepan Pasar Rubaru, aroma harum dari wajan panas setiap pagi bukan berasal dari dapur rumah biasa. Itu berasal dari Warung Gorengan Titin Aditia, sebuah lapak sederhana namun penuh cerita, tempat di mana tepung berubah menjadi rezeki, dan hangatnya minyak jadi jembatan antara rasa dan keberkahan. Selasa (29/7/2025).

Warung ini menawarkan suguhan gorengan legendaris. Dari tela-tela renyah, pisang goreng harum, tape manis yang digoreng garing, tahu isi penuh sayur, tempe goreng gurih, hingga pentol jepit semuanya menjadi primadona yang membuat antrean tak pernah sepi.

Setiap pagi, ibu-ibu yang baru mengantar anak sekolah mampir sekadar membeli sarapan. Disusul para petani yang hendak turun ke sawah membawa harapan, hingga pegawai kantoran yang menepi sejenak untuk sekantung cita rasa masa kecil.

Baca Juga :  Olahraga Bersama Warnai Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 Di Mapolres Pasuruan

Rezeki itu tidak selalu datang dari pintu megah. Kadang, dari gorengan di pinggir jalan yang disajikan dengan hati, hasilnya bisa melebihi etalase toko yang sepi, ujar salah satu pelanggan setia sambil menyeruput kopi.

Uniknya, saat hari pasaran daerah tiba biasanya satu kali dalam sepekan seluruh karyawan Warung Titin Aditia tampil kompak. Mereka mengenakan seragam ala-ala ibu Muslimatan, dengan paduan warna hijau, krem, atau cokelat pastel yang menyegarkan mata. Perpaduan tradisi dan kreativitas ini membuat warung mereka tak hanya lezat di lidah, tapi juga cantik di pandangan.

Baca Juga :  Balai Desa Banasare Tampil Mewah dan Estetik, Jadi Simbol Baru Semangat Pelayanan

Kalau pas hari pasaran, pelanggan bisa tiga kali lipat. Seragam kami jadi daya tarik tersendiri, apalagi buat pembeli dari luar desa, ujar Titin, sang pemilik warung, yang tetap tersenyum meski tangannya sibuk mengangkat tahu isi dari penggorengan.

Kini, omzet gorengan Titin bahkan digadang-gadang mengalahkan pendapatan toko kelontong di sekitarnya. Bukan hanya karena rasa, tapi karena kehangatan pelayanan, kekompakan tim, dan konsistensi menjaga tradisi sederhana.

Di Rubaru, gorengan bukan sekadar camilan. Ia adalah simbol semangat, ketekunan, dan bagaimana usaha kecil bisa menjadi besar jika dijalankan dengan hati.

Anwar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *