SUMENEP, Portaljatim.net – Masyarakat nelayan Kepulauan Kangean hari ini menggelar aksi demonstrasi laut di perairan Komerean sebagai bentuk penolakan terhadap rencana eksploitasi minyak dan gas bumi (migas) di multizona wilayah barat Pulau Kangean.
Gerakan ini berangkat dari kekhawatiran kolektif masyarakat terhadap potensi dampak sosial-ekologis yang ditimbulkan. Aktivitas pertambangan migas dipandang berisiko tinggi merusak ekosistem laut maupun darat, sekaligus memperdalam ketidakadilan sosial yang telah lama membayangi kehidupan nelayan.
Selain itu, warga menuding pihak perusahaan diduga menggunakan instrumen negara untuk menekan dan menakut-nakuti masyarakat yang menolak. Hal ini semakin mempertegas adanya praktik yang mengabaikan prinsip keadilan dan partisipasi publik.
Tuntutan Aliansi Nelayan Kepulauan Kangean:
1. Menghentikan seluruh rencana eksploitasi migas di laut maupun darat Kepulauan Kangean.
2. Menegakkan perlindungan lingkungan dan hak-hak masyarakat lokal sesuai amanat UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Menjamin transparansi serta partisipasi masyarakat dalam setiap proses pengambilan keputusan terkait aktivitas pertambangan migas.
4. Mendesak Syahbandar Kangean untuk tidak mengeluarkan izin sandar bagi kapal survei seismik 3D.
5. Menuntut perusahaan bertanggung jawab atas dampak sosial yang ditimbulkan serta melakukan pemulihan kondisi sebagaimana mestinya.
6. Meminta Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dan Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, segera menghentikan aktivitas kapal survei seismik 3D di perairan Kangean.
7. Mendorong Menteri Kelautan dan Perikanan melakukan pengawasan dan audit menyeluruh terhadap PT KEI yang berencana mengeksploitasi migas di pulau kecil strategis ini.
8. Menegaskan agar pemerintah menempatkan kepentingan masyarakat sebagai prioritas utama dan mendengarkan suara rakyat.
Aksi ini diikuti oleh nelayan dari berbagai komunitas: Patereman, Oeng Pao, Pabe, Nyaplongundung, Daandung, Timur Jang-jang, Saghubing, dan Mamburit.
Oleh: Aliansi Nelayan Kepulauan Kangean
Miftahul Anam – Perwakilan Nelayan
Publikasi: Liamsan