Berita

Harga Elpiji 3 Kg di Sumenep Tembus Rp 30 Ribu, Satgas Pangan Mandul?

43
×

Harga Elpiji 3 Kg di Sumenep Tembus Rp 30 Ribu, Satgas Pangan Mandul?

Sebarkan artikel ini
IMG 20250610 WA0039

SUMENEP, Portaljatim.net – Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (LPG) kembali menghantam masyarakat Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Warga mengeluhkan sulitnya mendapatkan tabung gas bersubsidi tersebut dalam beberapa hari terakhir. Parahnya, harga di tingkat pengecer melonjak liar, mencapai Rp 30 ribu per tabung—jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) resmi yang berkisar antara Rp 16 ribu hingga Rp 18 ribu. Selasa (10/6/2025).

Fenomena ini memicu keresahan luas di tengah masyarakat, terutama kalangan rumah tangga dan pelaku usaha mikro yang sangat bergantung pada gas melon tersebut. Sejumlah warga mengaku harus berkeliling ke berbagai warung dan pengecer, namun kerap pulang dengan tangan hampa.

“Iya, sudah lima hari ini gas langka. Kalau pun ada, harganya sampai Rp 30 ribu. Kami bingung, karena ini kebutuhan pokok,” keluh Siti Aminah, warga Kecamatan Kalianget.

Baca Juga :  Diduga Penambang Nakal..!! Sudah Jelas PUPR Tidak Mengijinkan Masih Saja Dump Truk Pengangkut Tanah Tetap Melintas

Melihat kondisi ini, Sahnan, Ketua Masyarakat Peduli Percepatan Pembangunan Sumenep (MP3.S), angkat bicara dan mendesak agar Pertamina segera melakukan tindakan tegas. Ia meminta agar dilakukan pengecekan menyeluruh terhadap distribusi dan para agen LPG di Sumenep.

“Kelangkaan ini tidak bisa dibiarkan. Saya minta Pertamina segera mengkroscek ke lapangan, terutama ke agen-agen. Jangan sampai masalah ini berkepanjangan, karena sangat berdampak pada masyarakat kecil,” ujar Sahnan.

Desakan publik ini direspons oleh pihak Pertamina Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatim Balinus). Saat dikonfirmasi oleh media ini, Unggul selaku Sales Representative LPG Wilayah Jatim Balinus menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan pengecekan langsung ke wilayah Sumenep.

“Kami akan mengkroscek laporan kelangkaan yang terjadi di Sumenep,” kata Unggul singkat saat dihubungi.

Baca Juga :  Personel Polairud Polresta Banyuwangi Lakukan Pemantauan Dan Patroli Perairan Diselat Bali

Kondisi ini juga mempertanyakan efektivitas Satuan Tugas (Satgas) Pangan di daerah. Pasalnya, kelangkaan elpiji 3 kg kerap terjadi secara berulang, namun penanganan di lapangan dinilai lamban dan belum menyentuh akar masalah.

“Jika Satgas hanya formalitas, lalu siapa yang melindungi hak masyarakat kecil? Harus ada langkah konkret dan pengawasan ketat terhadap jalur distribusi hingga pengecer,” tegas Arifin, aktivis sosial di Sumenep.

Masyarakat berharap agar pemerintah daerah, Pertamina, serta aparat penegak hukum bergerak cepat dan bersinergi mengatasi kelangkaan ini. Selain pengawasan, juga dibutuhkan penindakan tegas terhadap oknum yang menimbun atau menjual elpiji di atas HET demi meraup keuntungan pribadi.

 

(Liamsan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *