SUMENEP, Portaljatim.net – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar kembali menjadi sorotan di sejumlah wilayah pesisir Kabupaten Sumenep. Sejumlah nelayan mengeluhkan sulitnya memperoleh solar subsidi yang selama ini menjadi kebutuhan utama untuk kegiatan melaut.
Berdasarkan penelusuran, muncul dugaan bahwa sebagian solar subsidi yang seharusnya diperuntukkan bagi nelayan, disalahgunakan untuk mendukung aksi penolakan kegiatan survei seismik di perairan setempat.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Kabupaten Sumenep, M. Sahnan, menegaskan bahwa praktik semacam itu tidak dapat dibenarkan. Ia menilai, solar bersubsidi adalah hak nelayan untuk kepentingan ekonomi dan keberlangsungan hidup, bukan untuk mendanai aktivitas yang justru berpotensi merugikan nelayan itu sendiri.
“Apabila benar ada solar subsidi nelayan yang dialihkan untuk aksi di laut, hal itu merupakan pelanggaran. Kami mempertimbangkan untuk mencabut rekomendasi subsidi terhadap pihak yang terbukti menjual atau menyalahgunakan kartu subsidi,” tegas Sahnan, Selasa(28/10/2025)
Ia menambahkan, HSNI dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan otoritas terkait guna memastikan distribusi solar subsidi tetap tepat sasaran. Menurutnya, pengawasan ketat perlu dilakukan agar hak nelayan tidak tergerus oleh kepentingan kelompok tertentu.
“Solar itu untuk melaut, bukan untuk memprovokasi. Jika terjadi penyalahgunaan, nelayan sendiri yang akan menanggung kerugian. HSNI ingin memastikan agar subsidi benar-benar dinikmati oleh mereka yang berhak,” pungkasnya.
Pewarta: LS












