SUMENEP, Portaljatim.net – Kepulauan Kangean bukan sekadar gugusan pulau di ujung timur laut Sumenep. Ia adalah jantung ekonomi maritim yang selama ini memompa kehidupan ke kas daerah. Dari hasil lautnya yang melimpah, destinasi wisata yang memikat, pajak daerah yang mengalir tanpa henti, hingga produksi gas alam bernilai miliaran rupiah—semua mengalir dari Kangean ke pusat. Sumenep menikmati hasilnya, tapi Kangean? Dibiarkan berjuang sendirian. Kamis(14/08/2025).
Ketua RMK/RMKM, Ainur Rahman, dengan tegas menyampaikan: berhenti bertanya “apa yang disumbangkan Kangean untuk daerah.” Pertanyaan itu basi. Sudah puluhan tahun jawabannya sama: perikanan, pajak, wisata, energi, perdagangan laut. Pertanyaan yang lebih pantas adalah: apa yang sudah daerah kembalikan untuk Kangean?
Fakta di lapangan mencambuk nurani: jalan-jalan di Kangean rusak parah, dermaga yang jadi nadi transportasi laut nyaris roboh, layanan kesehatan tertatih-tatih, fasilitas publik jauh tertinggal. Di satu sisi, Kangean adalah penopang utama perekonomian Sumenep; di sisi lain, ia adalah anak kandung yang selalu dikorbankan demi kepentingan rumah besar bernama kabupaten.
Ironisnya, pemerintah daerah kerap membanggakan kontribusi Kangean di podium dan laporan resmi. Namun saat bicara soal anggaran pembangunan, Kangean seperti bayangan yang dilupakan. Warga bertanya-tanya: apakah kehadiran mereka hanya penting ketika angka-angka pajak dan hasil gas alam dibutuhkan?
Kangean bukan sapi perah. Ia adalah mitra strategis yang layak mendapat perlakuan setara, perhatian penuh, dan pembangunan yang sepadan dengan sumbangsihnya. Mengabaikan Kangean berarti melemahkan salah satu tiang penyangga ekonomi Sumenep. Dan jika tiang itu runtuh, bersiaplah melihat rumah besar ini goyah.
(Liamsan)