SUMENEP, Portaljatim.net – Wacana pemberantasan rokok ilegal yang gencar digaungkan Anggota Komisi C DPRD Jawa Timur asal Madura, Nur Faizin, menuai kontroversi. Poster bergambar dirinya yang tersebar luas di media sosial menyoroti maraknya peredaran rokok ilegal di empat kabupaten di Madura, yang menurutnya semakin meresahkan dan merugikan negara.
Nur Faizin menekankan bahwa rokok ilegal tidak sekadar urusan ekonomi, melainkan juga persoalan lemahnya tata kelola dan pengawasan aparat. Politisi PKB itu menilai keberadaan rokok ilegal menciptakan distorsi persaingan usaha sekaligus mengganggu stabilitas pasar.
Namun, narasi tersebut mendapat penolakan keras dari kalangan aktivis muda Sumenep. Ahmad Amin Rifa’i menuding langkah pemberantasan rokok ilegal tanpa solusi hanya akan mengorbankan rakyat kecil yang menggantungkan hidup dari industri linting rumahan.
“Berantas rokok ilegal tanpa solusi sama saja menutup pintu rezeki buruh linting, tukang bungkus, dan pedagang kecil. Kalau semua diberangus, mereka mau makan apa? Ini kebijakan elitis yang tidak berpihak pada wong cilik,” tegas Amin, Jumat (22/8/2025).
Amin menambahkan, seorang wakil rakyat semestinya hadir dengan perspektif yang lebih adil. Menurutnya, sekadar mengulang narasi kerugian cukai negara tanpa menawarkan jalan keluar sama dengan menindas masyarakat bawah.
“Kalau serius, jangan hanya bicara pemberantasan. Harus ada jalan tengah: program alih profesi, pemberdayaan, atau kemudahan izin usaha kecil yang legal. Jangan sampai rakyat kecil yang jadi korban, sementara pemain besar tetap bisa bermain di balik layar,” ujarnya.
Polemik ini memperlihatkan tarik-menarik kepentingan di Madura. Di satu sisi, negara ingin menekan kebocoran fiskal dari cukai. Namun di sisi lain, ribuan masyarakat kecil justru terancam kehilangan sumber penghidupan dari industri rokok skala rumahan. (Tim/Liamsan)