PORTALJATIM.ID, SAMPANG – Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan suatu tempat untuk periksa maupun berobat terutama bagi masyarakat pedesaan, entah itu gunakan UHC, BPJS, atau pun Umum.
Tanpa terkecuali Puskesmas Batulenger Desa Bira Tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang yang diduga pelayanannya banyak dikeluhkan warga.
Seperti halnya pasien demam berdarah (DBD) EF usia 4 Tahun yang rumahnya tidak jauh dari lokasi Puskesmas Batulenger hingga nyawanya tidak tertolong lagi diduga akibat kelalayan petugas Puskesmas.
AA kakek dari pasien EF usia 4 tahun menjelaskan jika cucunya ini masuk ke Puskesmas Batulenger tanggal 20 Desember 2022 dengan gejala panas dan di cek di lab dengan hasil negatif DBD. Sabtu (31/12/2022).
“Hari pertama masuk Puskesmas Batu Lenger di cek masih negatif, hari kedua dan ketiga tidak ada tindakan lab (cek darah) lagi, karena kami kwatir pelayannya kurang bagus akhirnya kami keluar paksa dan pindah ke RSD Ketapang” terang AA kepada awak media Portaljatim.id
Lanjut AA menerangkan setelah masuk ke RSD Ketapang di sana di nyatakan positif DBD, karena RSD Ketapang kurang alat akhirnya dirujuklah ke RSUD Syarifah Ambami Rato Ebuh Bangkalan, setelah di Lab di Sana dinyatakan positif dan meninggal di sana karena sudah tidak tertolong lagi, terang AA.
“Saya sangat kecewa dengan pelayanan Puskesmas Batulenger, kalau bilang tidak sanggup tinggal pindah aja, jangan dibiarkan seperti itu” sesal AA
Sementara Kepala Puskesmas (Kapus) Batulenger dr. Watik setelah dikonfirmasi membenarkan memang ada pasien anak tersebut datang dengan keluhan kejang, panas dan batuk.
“Dari hasil labnya itu menunjukkan ada gejala trombosit menurun, hanya ada infeksi yang lebih dari normal, misalnya pasien itu demam berdarah dari hasil labnya baru kami akan pantau tiap hari” jelas Kapus Batulenger
Lanjut Kapus menjelaskan berhubung pada kasus ini pasien terjadi peningkatan leukosit yang mana menunjukkan adanya infeksi yang otomatis panas akan naik turun dan pihaknya mengobati bertahap, jelasnya.
“Selama 3 hari panas masih naik turun kami berencana untuk periksakan laboratorium lagi, akan tetapi pada hari ke 3 pasien tersebut sudah minta pulang paksa tanpa arahan dari dokter” tutup Kapus Batulenger. (Wahed/MJ).