Artikel

Rumah Tangga Bukan Sekadar Harta Tapi Komitmen

91
×

Rumah Tangga Bukan Sekadar Harta Tapi Komitmen

Sebarkan artikel ini
29d81a4ceb8744f08466d57ea8354e32 fotor ai art effects 20250820083231
Gambar: Ilustrasi Redaksi Portaljatim.net

Oleh: Anwar (Wartawan Portaljatim.net Biro Sumenep)

PORTALJATIM.NET – Rumah tangga sejatinya bukan hanya soal bagaimana membangun rumah megah, mengumpulkan harta, atau menumpuk aset bersama. Semua itu memang penting, tetapi bukanlah fondasi utama yang bisa menjamin sebuah pernikahan bertahan. Tanpa adanya kesetiaan, komunikasi yang sehat, dan kejujuran, rumah tangga bisa runtuh meski berdiri di atas materi berlimpah. Rabu (20/8/2025)

Sering kali orang lupa, pernikahan bukan hanya ikatan lahir, melainkan juga ikatan batin. Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 sebenarnya sudah menegaskan tentang prinsip ini. Pasal 33 menyebutkan bahwa suami istri wajib saling mencintai, menghormati, setia, dan saling memberi bantuan lahir maupun batin. Inilah nilai dasar yang seharusnya menjadi tiang penopang rumah tangga.

Baca Juga :  Sambangi Kawasan Pesisir Pantai Dan Kampung Nelayan Ini Himbuan Petugas Kepada Nelayan 

Sayangnya, dalam praktik kehidupan sehari-hari, banyak pasangan justru lebih sibuk memperhitungkan harta ketimbang menjaga komitmen. Padahal, Pasal 35 juga mengatur dengan jelas bahwa harta yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama, sementara harta bawaan atau warisan tetap milik masing-masing. Aturan itu dibuat bukan untuk dijadikan alasan bertengkar, melainkan agar ada kepastian hukum yang melindungi kedua belah pihak.

Persoalan sering muncul ketika pernikahan berada di ujung perceraian. Pasal 37 UU Perkawinan menyatakan bahwa pembagian harta bersama diserahkan kepada hukum agama, adat, atau aturan yang berlaku. Di sinilah sering terjadi sengketa, karena harta yang tadinya dibangun dengan cinta, berubah menjadi sumber pertikaian. Padahal, jika sejak awal komitmen dan komunikasi dijaga, masalah itu bisa diminimalisir.

Baca Juga :  Perpustakaan dan AI: Revolusi Senyap dalam Manajemen Pengetahuan

Rumah tangga seharusnya dipahami sebagai perjalanan panjang yang membutuhkan kerja sama. Bukan sekadar berbagi tempat tinggal, melainkan berbagi rasa, tanggung jawab, dan kesetiaan. Rumah bisa runtuh kapan saja, harta bisa lenyap seketika, tetapi komitmen dan kepercayaan adalah aset paling mahal yang tak ternilai oleh materi.

Pernikahan yang kokoh lahir bukan dari tumpukan emas atau luasnya bangunan, melainkan dari hati yang saling menjaga. Ketika komitmen itu ada, segala ujian bisa dihadapi tanpa harus saling merobohkan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *