SUMENEP, Portaljatim.net – Proses seleksi atlet bulutangkis menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025 oleh PBSI Sumenep menuai polemik. Sejumlah pihak mempertanyakan keadilan dan transparansi setelah atlet berprestasi, Noval, yang merupakan juara 1 tunggal putra dalam Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab), tidak dipanggil untuk mengikuti pemusatan latihan.
Sebaliknya, atlet yang terpilih justru disebut sebagai anak dari salah satu pengurus PBSI Sumenep yang juga menjabat sebagai pelatih. Padahal, atlet tersebut hanya menempati posisi juara 2 di Kejurkab, sehingga keputusan ini memunculkan dugaan adanya konflik kepentingan. Kamis(12/06/2025).
“Kalau merujuk pada juknis yang berlaku, ini sangat tidak adil. Hal ini memunculkan kecurigaan bahwa atlet lain bisa saja disingkirkan meskipun memiliki prestasi lebih baik, jika tidak memiliki kedekatan dengan pengurus,” ujar Moh. Samsul Jamali, pelatih Noval dari PB Arjasa.
Samsul menyatakan kekecewaannya karena PBSI Sumenep tidak melakukan komunikasi atau mengirim surat edaran kepada klub-klub bulutangkis, khususnya yang berada di wilayah kepulauan.
“Kami merasa diabaikan. Tidak ada pemberitahuan apapun mengenai seleksi Porprov. Atlet kami yang meraih juara satu tidak diikutsertakan, sementara yang peringkatnya di bawah justru dipilih. Ini mencederai prinsip keadilan dan transparansi,” tegasnya saat dikonfirmasi media.
Ia juga membantah alasan bahwa Noval tidak disiapkan untuk sektor ganda, dengan menyebut masih adanya waktu persiapan lebih dari satu tahun sebelum Porprov berlangsung.
“Jika memang ada program pemusatan latihan, seharusnya Noval bisa dipersiapkan sejak awal. Tapi kenyataannya, dia tidak pernah dipanggil. Ini menunjukkan proses pemilihan dilakukan secara sepihak,” lanjutnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep sekaligus Ketua PBSI Sumenep periode 2023–2027, Moh. Iksan, menjelaskan bahwa seleksi dilakukan berdasarkan keberlanjutan pemusatan latihan.
“Pemusatan latihan kami lakukan secara terus menerus, baik ada kejuaraan atau tidak. Jadi, ketika Porprov tiba, para atlet sudah siap. Pemilihan dilakukan berdasarkan kesiapan dan kebutuhan strategis tim,” jelas Iksan.
(Liamsan)